Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, juga ditulis Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah, adalah perpaduan dari dua buah tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Mahmud al-Alavi dan Bahaudin di Makkah pada awal abad ke-13 hijriah/abad ke-19 M. Tarekat ini adalah tarekat yang mu'tabarah . Tarekat yang tergolong pada grup Qodiriyah ini cukup banyak dan tersebar keseluruh negeri Islam. Tarekat Faridiyah di Mesir yang dinisbatkan kepada Umar bin Al-Farid yang kemudian mengilhami tarekat Sanusiyah (Muhammad bin Ali Al-Sanusi, 1787-1859 M) melalui tarekat Idrisiyah di Afrika utara merupakan grup Qadiriyah yang masuk ke India melalui Muhammad Al-Ghawath yang kemudian dikenal dengan JALAN MENUJU ALLAH, KONSEP TASAWUF (Abas Gozali) 1. Tujuan Hidup dan Tugas Manusia serta Permusuhan Syaithan Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta sebagaimana difirmankan Allah dalam Al- Qur’an Surat Adz- Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” dan Surat Al-Baqarah ayat 21 Tarekat Qadiriyah tidak dinamai oleh Syeikh Abdul Qadir Jailani, namun oleh murid sekaligus mursyid di bawahnya yaitu Syeikh Abdul Aziz.Tarekat ini dikenal dengan metode dzikir yang disebut dzikir jahar (diucapkan dengan suara keras). Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Bahauddin al-Uwaisi al-Bukhari (717- Tata cara zikir Tarekat Naqsyabandiyah adalah mengulang-ulang asma Allah dengan penuh kesungguhan. Asma Allah yang paling sering diulang adalah “Allah” atau “Hu”. Dalam mengulang asma Allah, seorang muslim diharapkan bisa merasakan kehadiran Allah yang nyata dalam hati dan pikirannya. Tarekat Qadiriyah dengan dzikir jahar (suara keras), Naqsyabandiyah dengan dz ikir khafi (diam tanpa kata dan suara), Anfasiyah dengan d zikir pernafasan, Junaydiyah dengan .

tata cara dzikir tarekat naqsyabandiyah